Pages

Saturday, 3 December 2016

Suku Lembak Bengkulu


Narasumber : Datuk Murni Kader, Ketua Adat Desa Tanjung Terdana.
Penulis         : Santi Ratnasari
Editing          : Blogkasihpunya

Suku Lembak adalah salah satu suku yang berasal dari Provinsi Bengkulu. Suku Lembak sendiri terbagi menjadi tiga yaitu :
1. Suku Lembak 8
2. Suku Lembak Bulang
3. Suku Lembak Beliti


Suku Lembak 8


Kesenian Barong Landong

Suku Lembak 8 berada di Kabupaten Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu, merupakan sebuah suku yang terdiri dari 8 buah dusun. Namun pada tahun 1983 nama dusun itu diubah menjadi Desa sesuai UU No.5 Tahun 1979 tentang pemerataan desa. Kedelapan desa tersebut adalah :

1. Talang Kering
Masyarakat dari desa Talang Kering menyebar ke Tanjung Agung, Kelurahan Semarang, Kel. Surabaya, dan Pasar Bengkulu. 
2. Taba Jambu
Masyarakat dari desa Taba Jambu ini menyebar ke Kel. Semarang, Kel. Surabaya, dan Bentiring.
3. Tanjung / Datar Tanah
Desa ini sekarang lebih dikenal dengan nama Tanjung Terdana, karena letak antara desa yang saling berdekatan. Masyarakat dari desa Tanjung terdana ini menyebar ke Tanjung Agung dan Kel. Semarang.
4. Gardin 
Desa ini  sekarang berubah nama menjadi Talang 4. Dulu di desa Gardin ini terdapat 4 buah pondok. Dari 4 buah pondok tersebutlah masyarakat lebih mengenal desa ini sehingga lambat laun masyarakat menyebutnya desa Talang 4. Masyarakat dari desa Gardin ini menyebar ke Pondok Kubang, Tanjung Dalam, Karang Tinggi, Ujung Karang dan sekitar Talang 4.
5. Sebenjol
Masyarakat dari desa Sebenjol ini menyebar ke Batu Raje, Plajau, Tanjung Dalam, Talang Tengah, dan Paku Haji.
6. Paku Haji
Masyarakat desa ini tetap menetap didesa ini dan mengembangkan adat istiadatnya sendiri dan berkembang dengan warga pendatang yang memasuki desanya.
7. Marulan
Masyarakat desa Marulan ini menyebar  ke Linggar Galing, Bajak/Talang Boseng, Talang Pau, dan Sungai Hitam.
8. Tanjung Telang 
Dulunya di desa ini ada sebuah pohon besar yang bernama  pohon Matiring. Masyarakat dari desa Tanjung Telang ini menyebar ke Tanjung Agung, Taba Jambu, dan Tanjung Terdana.


Lembak Bulang

Sarafal Anam

Masyarakat Suku Lembak Bulang berasal dari Desa Tabalagan yang menyebar ke daerah wilayah Kota Bengkulu. Tidak sulit untuk membedakan Suku Lembak Bulang dengan Suku Lembak Delapan karena bahasa yang mereka gunakan tidak jauh berbeda. Jika masyarakat Suku Lembak 8 menggunakan kata COL untuk menggantikan kata Tidak, lain halnya Suku Lembak Bulang menggunakan kata DIE untuk menggantikan kata  Tidak.


Suku Lembak Beliti

Suku Lembak Beliti bisa dikatakan suku paling bungsu. Suku ini adalah adik dari Suku Lembak 8. Dulu ada dua orang kakak beradik yang laki-laki melahirkan Suku Lembak 8 dan yang adik perempuan melahirkan Suku Lembak Beliti. Kita dapat bertemu dengan masyarakat Suku Lembak Beliti di daerah antara Kepala Curup (Rejang Lebong) dengan Lubuk Linggau (Palembang). Bahasa yang mereka gunakan juga sangat berbeda dari Suku Lembak 8 dan Bulang. Bahasa yang mereka gunakan pada dasarnya sama, hanya agak meleok-leok.

Desa yang termasuk dari lembak beliti adalah: 
1.   Desa Beliti,
2.   Desa Guru Agung,
3.   Desa Talang Padang,
4.   Desa Padang Ulak Tanding, 
5.   Desa Talang Rejo,
6.   Desa Tempel Rejo,
7.   Desa Kayu Ara, 
8.   Desa Karang Pinang,
9.   Desa Lubuk Alay,
10. Desa Nyagung, 
11. Desa Tanjung Eran,
12. Desa Balai Buntar.

Untuk membedakan ketiga suku tersebut dapat kita kenali dari bahasa yang mereka gunakan.
Contoh:
1. Suku lembak 8 : ”Ndak kemane nga..?”
    Suku lembak bulang : “Ndak kemane nga..?”
    Suku lembak beliti : “Nak hane nga..?”
    Indonesia         : “ Mau kemana kamu..?”
2. Suku lembak 8         : “Ape lan nga..?”
    Suku lembak bulang : “Ape lan nga..?”
    Suku lembak beliti : “Name lan nga..?”
    Indonesia         : “Apa pekerjaan mu..?”
3. Suku lembak 8         : “Mela kite menom ayo kupi coklat dai..”
    Suku lembak bulang : “Mela kite neron kudai..”
    Suku lembak beliti : “La te nom pi lat dai..”
    Indonesia         : “Mari kita minum air kopi coklat dulu..”
4. Suku lembak 8 : “Nga ndak milu ku col..?”
    Suku lembak bulang : “Nga ndak nurut ku die..?”
    Suku lembak beliti : “Nak ilu cul..?”
    Indonesia          : “ Kamu mau ikut aku tidak..?”
5. Suku lembak 8 : “Ku ndak kome..”
    Suku lembak bulang : “Ku ndak ke ome..”
    Suku lembak beliti : “Ku nak kume..”
    Indonesia          : “Aku mau ke sawah.."

Dalam sistem kekeluargaan disini suku lembak memiliki sapaan atau aturan sendiri dalam memanggil saudaranya seperti:

1.   Moneng : orang tua dari puyang.
2.   Puyang : orang tua dari nenek atau datuk.
3.   Nenek : orang tua perepuan dari ibu atau ayah.
4.   Datuk   : orang tua laki-laki dari ibu atau ayah.
5.   Bak : orang tua laki-laki atau panggilan dari seorang menantu.
6.   Mak : orang tua perempuan atau panggilan dari seorang menantu.
7.   Dang         : panggilan kakak tertua laki-laki atau perempuan.
8.   Do : panggilan kakak laki-laki sodara kandung/ sepupu.
9.   Docik : panggilan kakak laki-laki adik dari do.
10. Wo         : panggilan kakak perempuan adik dari dang.
11. Pakwo : panggilan kakak laki-laki dari bak/mak yang kandung atau sepupu.
12. Makwo : panggilan kakak perempuan dari bak/mak yang kandung atau sepupu.
13. Bak dang : panggilan kakak laki-laki dari bak/mak yang kandung atau sepupu.
14. Mak dang : panggilan kakak perempuan dari bak/mak yang kandung atau sepupu.
15. Pak uncu : panggilan adik laki-laki dari bak/mak yang kandung atau sepupu.
16. Uncu         : panggilan adik perempuan dari bak/mak yang kandung atau sepupu.
17. Ibung : panggilan adik yang terkecil dari bak/ mak yang kandung atau sepupu.
18. Wan         : panggilan adik laki-laki dari bak/mak yang kandung atau sepupu.
19. Cik         : panggilan adik perempuan dari bak/mak yang kandung atau sepupu.
20. Muan : panggilan adik laki-laki atau sepantaran bak/mak dan sepupu.
21. Cikwo : panggilan istri dari kakak kandung/ sepupu.
22. Bakcik : panggilan adik laki-laki dari bak/mak yang kandung dan sepupu.
23. Makcik : panggilan adik perempuan dari bak/mak yang kandung dan sepupu.


Kesenian Lembak :

Bedikir / Berzanji

Suatu kegiatan yang dilakukan oleh kaum laki-laki yang berjumlahkan 33 orang dalam puji-pujian kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad lewat nyanyian dan tabuhan rebana. Nyanyian tersebut dialunkan lewat bahasa Arab yang diambil langsung dari Buku Berzanji Cipt. Abu Zafar Alzanji. Rebana adalah sebuah alat musik yang dibuat sendiri dari kulit kambing. Berzanji merupakan asli dari adat budaya Suku Lembak. Berzanji biasanya dilakukan saat kegiatan Pernikahan.

Jenis Tarian :

1. Tari Setangan
2. Tari Sepiring
3. Tari Mabuk 
4. Tari Kecik
5. Tari Renai
6. Tari Kain
Semua tarian diatas hanya dilakukan oleh kaum pria saja dan tidak ditentukan berapa jumlah penarinya.
7. Tari Turak

Cincin Penyembah :

Usai melakukan akad nikah dan juga resepsi. Adat Suku Lembak mewajibkan bagi pengantin laki-laki untuk menyerahkan cincin penyembah kepada ibu mertua. Cincin ini diberikan oleh pengantin laki-laki kepada ibu mertua  untuk menyatakan sebuah kesucian setelah bercampur dengan istrinya. Cincin penyembah adalah cincin Suaso, namun karena sulitnya untuk menemukan cincin Suaso dizaman sekarang dapat digantikan oleh cincin emas.   

Nasi Kuning / Nasi Kunyit

Setiap peringatan hari besar Maulid Nabi, masyarakat Lembak memiliki tradisi tersendiri. Pada hari tersebut kaum pria akan pergi kemasjid untuk merayakan hari besar Maulid Nabi tersebut. Mereka akan melakukan kegiatan Berzanji selama setengah hari penuh. Lepas waktu dzuhur anak-anak akan menjemput nasi  kuning/nasi kunyit yang telah disiapkan oleh kaum ibu-ibu disetiap rumahnya masing-masing. Setelah itu nasi kuning/nasi kunyit akan disantap bersama-sama dengan bapak-bapak ataupun anak-anak yang sudah berkumpul didalam masjid tersebut. Nasi kuning/nasi kunyit masyarakat Lembak terbuat dari beras ketan (padi pulud) yang sebelumnya sudah direndam dengan air kunyit semalaman. Lalu nasi kunyit tersebut dimasak dan dibubuhi garam sedikit agar terasa asin. Lalu untuk lauk yang akan ditata diatas nasi tersebut bisa berupa daging ayam atau telor ayam.

Barong Landong :

Barong Landong adalah sebuah kesenian Suku Lembak 8 Bengkulu tepatnya Kelurahan Tanjung Agung Kota Bengkulu, yang berbentuk manusia besar/raksasa atau lazim di sebut oleh masyarakat setempat (Wang Beso) atau orang - orangan yang berukuran besar, dengan tinggi 250 cm dan lebar 100 cm, terbuat dari bahan rotan, bambu, kayu dan kain yang di hias menarik mengenakan pakaian adat (pakaian penganten) khas suku  Lembak Bengkulu.

Sumber :


No comments:

Post a Comment