Pages

Friday 20 December 2013

Bid’ah Syirik dan Bid’ah Amal

Didalam pengamalan ibadah ada cara orang untuk melakukan ibadah menurut caranya masing-masing. Terkadang, pengamalan ibadah yang tidak seperti Rasulullah langsung di Cap Bid’ah. Untuk itu pada kali ini Ane akan mencoba menulis berbagai jenis bid’ah, apakah ini baik apa buruk. Jangan langsung memvonis kalau ibadah ini bid’ah dan hukumnya neraka, nanti malah nanti menjadi fitnah dua tanduk setan.

Dalam hal bid’ah, Ane membaginya menjadi 2 yaitu Bid’ah Syirik dan Bid’ah Amal. Bid’ah yang sesungguhnya berbahaya Bid’ah Syirik, karena itu telah merusak tauhid dan ini jelas ancamannya neraka, baik itu yang secara jelas maupun secara subuhat atau remang-remang. Sedangkan yang kedua yaitu Bid’ah Amal. Nah, Bid’ah Amal inilah yang sifatnya abstrak. Kita tidak bisa langsung memvonis kalau Bid’ah Amal itu sesat. Karena mengandung kerancuan, dan setiap orang memiliki caranya masing-masing dalam beribadah/beramal kepada Alloh yang Maha Esa.

Menurut Ane ajaran Wahabi itu bagus, karena beribadah sesuai dengan apa yang dilakukan Rasulullah dan meninggalkan apa yang tidak dikerjakan oleh Rasulullah. Akan tetapi, kesalahan aktivisnya yaitu terlalu menekankan terhadap Bid’ah Amal, bukannya Bid’ah Syirik. Sebenarnya yang berbahaya itu adalah Bid’ah Syirik. Sedangkan Bid’ah Amal itu sifatnya abstrak/rancu. Dan perlu Ane tekankan bahwa, tidak semua umat muslim yang melakukan Bid’ah Amal melakukan Bid’ah Syirik. Ini perlu menjadi catatan penting, karena kalau tidak akan menjadi fitnah dua tanduk setan.

Sekarang Ane akan mengklarifikasi jenis-jenis Bid’ah Amal apakah ini baik atau buruk. Bid’ah Amal sudah ada sejak zaman para sahabat Rasulullah. Ane berikan contoh, seperti Umar bin Khatab melakukan Bid’ah Amal terbesar dalam sejarah hidupnya yaitu Shalat Teraweh berjamaah, dan Umar bin Khatab secara terang-terangan mengatakan bahwa apa yang dilakukannya itu adalah Bid’ah. Contoh kedua, dilakukan oleh Usman bin Afan yaitu melakukan azan dua kali menjelang shalat Jum’at. Dan itu tak pernah diajarkan oleh Rasulullah. Nah.. sekarang, apakah kedua sahabat dekat Rasulullah ini langsung di vonis masuk neraka. Tentu tidak kan...  Oleh karena itu Bid’ah amal itu belum bisa dibilang sesat, karena sifanya abstrak/rancu.

Contoh ketiga, yaitu Ruqyah. Abu Said al-Khudri dan para sahabat pernah diminta untuk meruqyah seorang pemimpin perkampungan disalah satu lembah Arab. Ketika kembali ke Madinah mereka mengabarkan kepada Rasulullah, lalu Rasul bersabda kepada Abu Saud al-Khudri: “Dengan apa kamu meruqyah?” Abu Said al-Khudri menjawab: “Dengan Al-Faatihah.” Lalu Rasulullah mengakui perbuatan mereka (tanda setuju). Ini jelas bahwa Abu Said al-Khudri tidak menunggu hingga mendengar satu Nash dari Rasulullah tentang Ruqyah. Ini sebenarnya adalah bisa disebut Bid’ah, kemudian Rasulullah menyetujui apa yang dilakukan oleh Abu Said al-Khudri.

Diriwayatkan oleh Muslim dalam kitabus Salam, bahwa orang-orang berkata:

“ Wahai Rasulullah, kami dahulu meruqyah dimasa Jahiliyah”, Lalu Rasulullah bersabda: Kemukakanlah Ruqyah kalian kepadaku, tidaklah mengapa dengan Ruqyah selama tidak berupa kemusrikan. (HR. Muslim)

Dari hadis ini kita menyimpulkan bolehnya merukyah dengan Al-Quran, as-sunah, dan doa-doa, atau lainnya selama tidak mengandung kemusyrikan.

Dari uraian diatas dapatlah kita tarik kesimpulan bahwa, amalan ibadah apa saja itu boleh dilakukan selama tidak mengandung kemusyrikan. Nah.. yang sekarang kita perangi yaitu Bid’ah Syirik. Bid’ah Syirik yaitu meminta pertolongan selain kepada Alloh SWT. Misalnya beristigosah meminta pertolongan kepada Rasulullah. Tapi kalo beristigosah meminta pertolongan kepada Alloh ya, tak mengapa. Kemudian meminta pertolongan kepada Syekh Abdul Kadir adalah perbuatan Bid’ah Syirik. Meminta sesuatu kekuburan orang saleh, Juga menyembelih hewan untuk membayar nazar selain kepada Alloh adalah perbuatan Syirik.

Oleh, sebab itu marilah kita menghindari dari perbuatan Bid’ah yang mengandung unsur Syirik. Untuk apa mempertahankan sesuatu hanya karena gengsi ormas tapi melupakan tauhid. Dan Ane juga memperingatkan dan menekankan pada postingan sebelumnya untuk tidak saling bergolong-golongan. Karena umat islam itu satu, tidak terpisah oleh berbagai macam aliran. Demikian Saja postingan singkat dari saya semoga dapat bermanfaat.



No comments:

Post a Comment