Raflesia Arnoldi jadi Google Doodle hari ini, 9 Januari 2018 adalah ulang tahun ke-25. Bukan cuma di Indonesia, Google Doodle ini juga muncul di Yunani. Entah apa yang membuat Google memutuskan hal itu.
Penetapan bunga bangkai atau Rafflesia Arnoldi sebagai bunga Nasional Indonesia dan selanjutnya dikukuhkan penyebutannya sebagai Padma Raksasa yang merupakan puspa langka. Penetapan itu tertuang dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1993 Tentang Satwa dan Bunga Nasional. Dalam Keputusan Presiden itu juga ditetapkanlah melati atau Jasminum sambac sebagai puspa bangsa serta anggrek bulan atau Palaonopsis amabilis sebagai puspa pesona.
Rafflesia Arnoldi disebut bungka bangkai bukan tanpa alasan. Penyebutan itu muncul karena bunga itu menebarkan aroma daging busuk. Baunya yang menyengat mengundang lalat yang membantu dalam proses penyerbukannya. Kelopak bunganya yang merah montok dan dihiasi bintik-bintik putih hanya muncul dari Tetrastigma, tanaman mirip pohon anggur yang menjadi inangnya, saat siap bereproduksi.
Bersama dengan dua bunga lainnya, yakni Melati dan Anggrek bulan, bunga yang memiliki ciri khas bau tak sedap ini dinyatakan sebagai Bunga Nasional melalui Keputusan Presiden Nomor 4 Tahun 1993 yang diteken oleh Presiden Soeharto.
Belakangan, banyak ditemukan bunga bangkai di berbagai daerah. Salah satunya terjadi di Kota Bandung pada 4 Oktober 2017 lalu. Namun, kebanyakan bunga bangkai yang tumbuh seara acak itu bukanlah Rafflesia arnoldii, tetapi Amorphpophallus titanium, walaupun sama-sama disebut bunga bangkai. Rafflesia arnoldii dan Amorphpophallus titanium adalah dua jenis tanaman berbeda.
Adapun padma raksasa ditemukan pertama kali pada tahun 1818 di hutan tropis Bengkulu (Sumatera) di suatu tempat dekat Sungai Manna, Lubuk Tapi, Kabupaten Bengkulu Selatan. Adalah Joseph Arnold, seorang pemandu ekspedisi yang menemukan bunga tersebut. Bunga bangkai raksasa tersebut kemudian dinamai sesuai nama sang pemimpin ekspedisi Thomas Stanford Raffles, dan juga Joseph Arnold.
Belakangan, banyak ditemukan bunga bangkai di berbagai daerah. Salah satunya terjadi di Kota Bandung pada 4 Oktober 2017 lalu. Namun, kebanyakan bunga bangkai yang tumbuh seara acak itu bukanlah Rafflesia arnoldii, tetapi Amorphpophallus titanium, walaupun sama-sama disebut bunga bangkai. Rafflesia arnoldii dan Amorphpophallus titanium adalah dua jenis tanaman berbeda.
Adapun padma raksasa ditemukan pertama kali pada tahun 1818 di hutan tropis Bengkulu (Sumatera) di suatu tempat dekat Sungai Manna, Lubuk Tapi, Kabupaten Bengkulu Selatan. Adalah Joseph Arnold, seorang pemandu ekspedisi yang menemukan bunga tersebut. Bunga bangkai raksasa tersebut kemudian dinamai sesuai nama sang pemimpin ekspedisi Thomas Stanford Raffles, dan juga Joseph Arnold.
Namun sebelum dikukuhkan namanya menjadi Raflesia Arnoldi, ternyata bunga yang kini telah ditetapkan sebagai Bunga Nasional Indonesia itu telah lebih dulu ditemukan. Adalah Louis Auguste Deschamp yang menemukannya, 27 tahun lebih awal dari Josep Arnold.
Hal ini diungkap dalam buku Rafflesia of the World, karya Jamili Nais. Seperti dilansir NHBS, dalam buku tersebut Jamili Nais mengungkapkan fakta sejarah penemuan bunga yang kini juga dikenal sebagai Padma raksasa. Pada bab 'Rafflesia Discovery', diceritakan twist tak terduga mengenai penemuan bunga tersebut oleh Louis Auguste Deschamp, yang merupakan peneliti asal Perancis.
Pada 1791 dia melakukan ekspedisi. Sayangnya misinya gagal di tengah jalan. Bukan hanya karena masalah cuaca yang menghadang kapalnya, namun juga penyakit dan perang.
Dilaporkan sebanyak 89 dari 119 kru kapal meninggal dunia, termasuk kapten kapal Chevalier d'Entrecasteaux. Louis Auguste Deschamp kemudian ikut bersama koloni belanda hingga tahun 1802. Pada saat itulah ia berkesempatan mengeksplorasi tumbuhan yang ada di Indonesia, dan menemukan bunga bangkai.
Jika Louis Auguste Deschamp kala itu berhasil mempublikasikan penemuannya, mungkin bunga bangkai akan dinamai dengan namanya. Seluruh catatan penelitian yang dimilikinya, dirampas Inggris. Namun kemudian didonasikan ke British Museum pada 1861.
Buku Rafflesia of the World, karya Jamili Nais yang mengungkap kisah tersebut menyuguhkan banyak data asli. Mayoritas data tersebut didapatkan sang penulis melalui riset, maupun sumber pertama yang berkaitan dengan sang bunga raksasa.
Dalam buku tersebut Jamili bahkan mengungkap bahwa ada pemandu lokal, yang berarti warga Indonesia, yang menemukan bunga tersebut sebelum Joseph Arnold.
"Come with me sir, come! A flower, very large, beautiful, wonderful!” ujar seorang pemandu lokal tersebut yang tidak diketahui namanya, menunjukkan bunga bangkai pada Joseph Arnold dan Sir Stamford Raffles.
No comments:
Post a Comment