Pages

Tuesday, 30 August 2016

Cerpen 17 Agustus : "Harapan Berubah Sial"


Gerak jalan santai berhadiah sudah sering dilakukan oleh Koran Harian Bengkulu, dan saya tak pernah tertarik untuk ikut. Akan tetapi tumben-tumbennya tiba-tiba saya jadi tertarik untuk ikutan. Pada suatu hari entah mengapa saya merasa yakin akan mendapatkan hadiah yang besar dan kemudian akhirnya saya tertarik mengikuti gerak jalan berhadiah  yang diselenggarakan oleh salah satu Koran Harian Bengkulu dan saya beli kupon sejumlah 9 buah kupon.  

Tepatnya pada tanggal 21 Agustus 2016 dimulainya acara gerak jalan. Dimulai dengan hujan lebat yang menguyur sepanjang subuh. Saya kira hujan tidak akan berhenti, dan saya berkata dalam hati: Wah gagal gerak jalan pagi ini. Namun pada pukul 06.10 WIB hujan pun berhenti, lalu saya mulai bergegas menuju lokasi tepatnya di lapangan merdeka dekat View Tower kota Bengkulu. Setelah Saya tiba disana ternyata para peserta masih sedikit, mungkin karena hujan. dan saya menunggu lama sampai acara dimulai. 

Acara pun dibuka diiringi lagu Luwak White Kopi (Soundroll: Feeling Good). Acara start dimulai pada pukul 07.00 WIB yang diundur dari jadwal semula yaitu pukul 06.00 WIB, mungkin dikarenakan hujan. Start pun dimulai diliput langsung menggunakan kamera terbang(drone) oleh Tv koran penyelenggara acara. Kami pun mulai bergerak perlahan melewati rute Lapangan Merdeka-Pasar Baru-Masjid Taqwa-Suprapto-Pintu Batu-View Tower. Tak disangka muncul kesialan pertama. Setelah setengah perjalanan tepatnya di dekat kediaman Sukarno, hujan tiba-tiba turun lebat, dan para peserta berlarian kepinggir jalan berteduh dirumah dan ruko. Wah-wah begitu sialnya hari ini,, cuaca saat itu sangat tidak mendukung dan para peserta pun kebasahan. Setelah ditunggu lama, hujan masih juga belum reda, akhirnya saya terpaksa berlari hujan-hujanan untuk memasukkan kupon yang dikumpulkan di Simpang Lima Suprapto.

Akhirnya saya sampai juga kembali ke lapangan merdeka, kemudian saya berkeliling untuk mencari makan, karena pada pagi itu saya belum sarapan. Setelah lama berkeliling melihat jajanan, akhirnya saya memutuskan untuk membeli sate padang. dan kesialan kedua pun muncul. Lontong sate padang yang saya pesan entah mengapa terasa ada beberapa rambut di lontong tersebut membuat saya mau muntah. Pikir saya dalam hati : Ihh,, kenapa lontong ini berambut semua. Setelah saya bayar kemudian saya berlalu dan dimulut pun terasa kurang enak.

Hari sudah menjelang siang hujan juga tidak mau reda, baju sudah kepalang basah semua, rasanya ingin pulang saja. Kesialan ketiga muncul, setelah pengundian hadiah ternyata tak ada satupun yang saya dapat, entah mengapa saya tidak beruntung hari itu, padahal hari-hari sebelumnya yakin betul akan beruntung. Ternyata tidak sesuai dengan perkiraan. dengan perasaan kecewa saya bersiap mau pulang. 

Hari sudah menunjukan pukul 12.00 WIB, namun sang Surya pun enggan muncul juga, diiringi dengan tangisan awan yang tak kunjung reda. Saya bersiap untuk pulang, Setelah menghidupkan kuda besi, saya berlaju pulang, tak disangka kesialan keempat pun muncul. Tepat di depan gedung Bank Indonesia, tiba-tiba motor mogok disebabkan mesin basah terkena hujan. Waduh, setengah mati saya mengengkol motor hampir setengah jam. dan motor mau jalan setelah mesin dipanaskan dahulu.

Wah-wah, begitu sialnya hari itu. Ternyata yang saya bayangkan tidak sesuai dengan kenyataan. Kita tidak mengetahui nasib kita, saya merasa bakal beruntung hari itu, malah kenyataannya malah tertimpa kesialan bertubi-tubi.


Cerpen by Blogkasihpunya


No comments:

Post a Comment